Senin, 24 Januari 2011

PROSPEK ENERGI NUKLIR DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN


Krisis energi listrik bukan hanya terjadi di daerah Sulawesi Utara, namun terjadi juga di daerah lainnya di Indonesia dan negara-negara lain. Hal ini membuka mata semua orang akan keterbatasan sumber daya alam sebagai pemasok energi bahan bakar minyak, batubara, dan gas. Bahkan sumber energi listrik air yang termurah dan beresiko rendah terhadap lingkungan pun mulai mengalami masalah karena jumlah konsumen yang meningkat dan terjadi penurunan kuantitas air. Sebab sumber daya berbanding terbalik dengan jumlah penduduk. Maka, energi nuklir mulai menjadi opsi sumber energi listrik walaupun terdapat pro dan kontra tentang kehadirannya. Sehingga sangat perlu bagi masyarakat umum untuk dapat memahami dan mendiskusikan tentang energi nuklir serta dampaknya terhadap lingkungan, agar supaya kita semua siap dan dapat mendukung bila saatnya tiba nanti, pilihan terhadap energi nuklir menjadi alternatif  sumber energi listrik pengganti bahan bakar fosil yang semakin menipis.

Kekuatiran akan bahaya nuklir berkaitan dengan dampak negatif yang pernah terjadi di Chernobyl pada tahun 1986 karena kebocoran reaktor nuklir. Juga peristiwa yang sama pernah terjadi di India pada tahun 1982 yang dikenal dengan tragedy Bhopal. Akibatnya ribuan orang meninggal dan muncul penyakit degenerasi pada orang tua dan cacat pada bayi, dan penyakit-penyakit lainnya seperti jantung dan TBC, serta tidak bisa di tempatinya area sekitar dalam waktu yang panjang. Jika ditelusuri mengapa terjadi bencana nuklir tersebut, terungkap bahwa pencemaran radioaktif terjadi karena kesalahan prosedur operasi. Desain dan pengoperasian reaktor di Chernobyl jauh di bawah standar, yaitu tingkat pencapaian energi sebelum meledak jauh melampaui kapasitas normal. Demikian juga yang terjadi di India disebabkan oleh kelalaian dan penyalahan operasi.

Sampai akhir 2005, tercatat jumlah reaktor nuklir di dunia sebanyak 442.352 reaktor, terbanyak tersebar di negara-negara maju. Indonesia sebagai salah satu dari lima negara berpenduduk terbanyak di dunia, merupakan yang paling lambat merespon pemanfaatn energi nuklir sebagai sumber energi.

Ditinjau dari segi ekonomi, pemanfaatan energi nuklir tidak diragukan lagi, sebab bila dibandingkan  dengan penggunaan batubara, 1 atom Uranium dapat menghasilkan energi 10 juta kali lipat dari pembakaran 1 atom batubara. Atau 1 kg Uranium setara dengan 1000-3000 ton batubara, juga setara dengan 160 truk tanki minyak diesel yang berkapasitas 6500 liter. Jadi, energi nuklir sangat efisien untuk menggantikan sumber energi lain yang tak terbarukan. Selanjutnya, dari segi lingkungan energi nuklir tergolong bersih. Bagaimana dengan limbah radioaktif sisa proses pemanfaatan energi nuklir? Dibandingkan dengan pembangkit listrik yang menggunakan sumber energi bahan bakar fosil, menghasilkan produk  Nitrous Oxida (NOx), partikel-partikel dan abu, CO2, Methan (CH4), dan Sulfur Oxida (SOx), serta sampah berbahaya. Efek selanjutnya dapat berupa peningkatan potensi terjadinya hujan asam dan emisi gas rumah kaca yang akan mempengaruhi iklim global. Sedangkan produk energi nuklir dalam hal ini produk reaksi fisi Uranium 235 adalah Plutonium dan Uranium 238. Kedua produk ini dapat didaur ulang menjadi sumber energi lagi. Selanjutnya limbah yang dihasilkan sebagai produk akhir harus dikelola, dan dalam beberapa hal lebih mudah dibanding penanganan limbah reaktor bahan bakar fosil. Pada dasarnya, prinsip pengelolaan limbah nuklir adalah mengawasi penyimpanan limbah radioaktif sampai masa aktif atau waktu paruhnya habis. Jadi, pengemasan dan pemantauan merupakan kunci penting untuk penanganan limbah nuklir untuk menghindari kebocoran dan memastikan bahwa suhu ruangan, tekanan, dan kelembaban udara tetap stabil.

Dapat disimpulkan bahwa upaya minimisasi limbah nuklir sudah dimulai pada pemilihan desain reaktor nuklir, prosedur operasi reaktor,  pemanfaatan kembali produk fisi, sampai pada upaya penyimpanan dan pemantauan limbah sesuai waktu paruhnya. Dari segi lingkungan, pilihan energi nuklir sebagai opsi yang bersih dan berkelanjutan, dengan catatan harus disiplin dan mengikuti prosedur operasi yang benar. Walaupun banyak kekuatiran masyarakat, pro dan kontra tentang kehadiran energi nuklir, namun nuklir dalam berbagai bentuk aplikasinya di berbagai bidang kehidupan, tetap akan menjadi harapan bagi kemakmuran di masa yang akan datang.  

Tulisan ini sudah dipublikasi di harian Komentar pada Tahun 2008.

1 komentar:

  1. artikel nya sangat membantu, kebutulan kami juga membahas mengenai pengolahan air limbah atau Ipal Rumah Sakit, dan kami merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konsultan ipal, hubungi kami disini

    BalasHapus